Perbedaan Auto Start dan Soft Start

Alhamdulilah. Masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk membuat postingan kembali. Posting kali ini menjawab dari pertanyaan rekan lewat komentar blog yang menanyakan apa sih bedanya auto start dan soft start? Pertanyaan ini menggelitik saya untuk membuat postingan khusus mengenai topik ini. Karena masih banyak juga rekan-rekan yang belum paham perbedaan dari kedua alat tersebut. Di postingan ini saya jelaskan dari sistem kerja dari alat auto start dan soft start. Karena mempunyai fungsi yang sama, maka dari sistem kerja inilah kedua alat ini bisa dibedakan. Berikut adalah perbedaan dan cara kerja kedua alat ini. Simak lebih lanjut.

Dipasaran banyak dijual alat untuk yang katanya bisa membuat listrik menjadi tidak jeglek, karena beban berat. Alatnya dikenal dengan nama Auto Start. Ada dua macam alat anti jeglek yang ada dipasaran yaitu untuk watt kecil dan watt besar. Alat auto start watt kecil biasa digunakan untuk beban kecil misal TV. Sedangkan alat auto start watt besar digunakan untuk beban berat misal bor listrik, gerindra, dan alat berat lainnya. Tapi meskipun bisa untuk watt berat, alat auto start memiliki batas maksimal watt yang bisa ditahan oleh alat tersebut. Daya watt auto start yang ada dipasaran yang masuk kategori untuk beban berat adalah auto start 1000W, 1500W, 2000W, 2500W. Kemudian ada yang bertanya apa bedanya dengan soft start mas? Bisakah digabung kedua alat ini? Terus fungsinya untuk apa? Alat soft start dan auto start mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk menahan atau mengurangi beban berat pada saat perangkat dinyalakan pertama kalinya atau orang menyebutnya dengan beban start awal. Jadi fungsinya untuk mengurangi beban start awal. Sehingga MCB listrik kita gak gampang jeglek. Meskipun sama fungsinya, tapi kedua alat ini mempunyai sistem kerja yang berbeda. Nah disinilah letak perbedaan yang harus kita ketahui, agar kita bisa memilih alat yang sesuai fungsinya. 

Auto Start

Adalah alat untuk mengurangi beban berat pada start awal. Banyak orang menyebutnya sebagai auto start atau inverator. Alat auto start sebenarnya sudah ada dari dulu ada, tapi cara kerjanya masih manual menggunakan saklar untuk mengganti mode baypass. Seiring perkembangan teknologi, maka digunakanlah sistem auto start. Dimana penggunaannya tidak diperlukan lagi menekan saklar untuk mengubah mode baypass. Alat auto start tinggal kita pasang dan beban bisa kita gunakan, tanpa perlu takut mcb jeglek. Dan alat auto start akan tetap kita gunakan seterusnya selama beban kita gunakan. Nah disinilah muncul dua perbedaan sistem kerja pada alat auto start ini. Yaitu sistem tahanan atau resistansi tetap dan sistem tahanan atau resistansi sementara. Pada alat auto start yang ada sekarang hampir semuanya menggunakan sistem tahanan atau resistansi tetap. Apa maksudnya mas? Sistem tahanan atau resistansi tetap adalah penggunaan tahanan atau resistansi yang dipasang di jalur tegangan beban, dengan tujuan untuk mengurangi lonjakan daya start awal. Resistansi atau tahanan yang dipakai ada dua macam yaitu tahanan menggunakan resistor kapur watt besar dan tahanan menggunakan lilitan kawat nikelin yang di cor semen atau lainnya. Untuk resistor kapur biasanya digunakan pada alat auto start watt kecil untuk tv. Sedangkan tahanan menggunakan lilitan kawat nikelin yang di cor dipakai untuk auto start watt besar. Lilitan kawat nikelin lebih tahan panas dan mempu mengurangi beban start awal. Nah letak perbedaannya disini. Yaitu pada alat auto start, tahanan atau resistansi akan bekerja terus menahan tegangan yang ada pada saat beban bekerja. Jadi tegangan beban akan tetap tertahan oleh resistansi kapur atau kawat nikel, walaupun beban sudah bekerja. Auto start akan tetap bekerja dari mulai start awal beban sampai alat itu bekerja. Kerugian di sistem auto start tahanan tetap adalah tegangan yang menuju ke beban akan tetap tertahan atau berkurang karena resistansi yang dipasang pada alat auto start ini. Jadi tegangan input dan output bisa saja berbeda atau lebih kecil sedikit dari tegangan input, karena pengaruh tahanan ini. Meskipun drop tegangan tidak terlalu banyak. Sistem auto start tahanan tetap ini tidak cocok dipakai atau dipasang pada perangkat sound sistem. Karena pasti akan terjadi drop tegangan pada saat beban penuh. Dan hal ini sangat dihindari oleh operator sound system. Alat auto start cocok digunakan untuk beban berat misal bor listrik, gerindra, mesin cuci, blender listrik dan alat dinamo lainnya. Tidak cocok untuk alat yang menggunakan element panas, misal setrika, magic com, pemanas air, dll. Jangan menggunakan auto start untuk beban element pemanas. Karena alat auto start bisa rusak karena panas. Auto start sangat cocok untuk beban yang bersifat induksi atau dinamo. Karena dinamo mempunyai beban berat pada saat tarikan awal.

Soft Start


Adalah alat untuk mengurangi beban start awal dengan sistem otomatis baypass mode. Jadi sistem kerja alat soft start tetap menggunakan tahanan atau resistansi untuk menahan beban stat awal, tapi hanya bersifat sementara. Tahanan atau resistansi soft start hanya bekerja pada saat awal beban dihidupkan dan akan berpindah secara otomatis ke baypass setelah beban bekerja seterusnya. Proses ini akan terus berulang, jika beban dihidupkan dan dimatikan. Alat atau rangkaian soft start kebanyakan dipasang pada langsung didalam perangkat atau include didalam perangkat kerja. Misalnya sebuah power amplifier, maka alat atau rangkaian soft start biasanya sudah dipasang didalam power amplifier tersebut. Sistem kerja soft start bagaimana mas? Apakah beda dengan auto start? Sistem kerjanya berbeda dengan auto start. Letak perbedaannya ada di sifat tahanan atau resistansi. Pada alat auto start tahanan akan bekerja terus dari awal beban bekerja sampai beban bekerja terus. Sedangkan soft start tahanan atau resistansi hanya akan bekerja pada start awal beban saja selama beberapa detik, kemudian secara otomatis akan berpindah ke mode baypass atau tanpa lewat resistor setelah beban bekerja seterusnya. Proses ini hanya akan terjadi jika alat soft start direstart ulang atau dihidupkan ulang pada saat saklar power on-off. Jika saklar pada posisi on terus, maka soft start akan tetap pada mode baypass, sebelum saklar power di off kan dan dihidupkan ulang kembali. Perpindahan kontak ke mode baypass dilakukan oleh Relay. Relay bertugas  memindah kontak dari lewat resistor ke baypass secara otomatis yang dikontrol oleh rangkaian timer. Keuntungan dari rangkaian soft start adalah tegangan yang menuju ke beban akan tetap sama karena sudah pindah ke mode baypass. Sedangkan tahanan hanya akan bekerja pada saat start awal saja. Sistem ini sangat cocok digunakan pada perangkat sound system yang membutuhkan peredaman beban start awal. Misal pada power amplifier. Yang dipasang langsung didalam power amplifier tersebut. Jadi rangkaian soft start sangat cocok dipasang langsung pada perangkat beban. Bukan diluar beban seperti halnya alat auto start. Jadi soft start tidak cocok dipakai untuk bor listrik, gerindra, mesin cuci, atau alat induksi lainnya yang bekerja atau sering on-off dan dipasang diluar. Kecuali soft start dipasang di beban langsung dan proses on-off dilakukan sebelum soft start. Seperti halnya pemasangan rangkaian soft start didalam power amplifier. 

Penjelasan diatas menurut yang saya tahu tentang kedua alat ini. Mungkin ada juga yang berpendapat lain, monggo silahkan ditambahkan. Atau mungkin ada istilah lain Power start atau lainnya. Dengan mengetahui perbedaan cara kerja auto start dan soft start, bisa membantu Anda memilih dan menggunakan alat ini sesuai fungsinya. Apakah kedua alat boleh digabungkan mas? Kalau menurut saya tidak perlu digabungkan. Yang penting adalah mengetahui kapan diperlukan auto start dan kapan perlu menggunakan soft start. Agar lebih paham berikut ringkasan perbedaan dari alat auto start dan soft start.

Auto Start

1. Menggunakan sistem tahanan atau resistansi tetap. Tegangan akan tetap tertahan resistor, pada saat start awal sampai beban sudah bekerja terus. 

2. Tegangan output bisa saja drop, karena tegangan akan tetap tertahan oleh resistor. 

3. Kinerja beban bisa berkurang karena tegangan drop.

4. Dipasang diluar perangkat. 

5. Tidak menggunakan supply tegangan. Karena hanya terdiri dari resistor kapur atau lilitan kawat nikelin yang di cor. 

6. Cocok digunakan untuk bor listrik, gerindra, mesin cuci dan beban induksi atau dinamo lainnya. Tidak cocok untuk sound system.

Soft Start

1. Menggunakan sistem tahanan atau resistansi sementara pada saat start awal dan bisa otomatis pindah ke mode baypass. 

2. Tegangan output akan tetap sama dengan tegangan input. Karena sudah mode baypass dan tegangan beban sudah tidak lewat resistor lagi. 

3. Kinerja beban tetap optimal, karena tegangan baypass dan tidak lewat resistor.

4. Dipasang didalam perangkat. Contohnya dipasang didalam power amplifier. 

5. Menggunakan supply tegangan. Karena terdiri dari rangkaian timer dan kontak relay. 

6. Cocok digunakan untuk perangkat sound system yang membutuhkan peredaman atau mengurangi beban start awal. Contohnya pada power amplifier yang dipasang alat soft start didalam box power. Agar pada saat power dinyalakan pertama kali, mcb listrik tidak jeglek. Cocok dipasang didalam perangkat. Tidak cocok untuk beban bor listrik, gerindra, beban induksi lainnya yang dipasang diluar. Kecuali soft start digunakan atau dipasang didalam setelah saklar utama. Seperti halnya pemasangan soft start pada power amplifier. Karena soft start hanya akan bekerja mengurangi beban pada saat power On saja. Setelahnya akan berpindah ke mode baypass atau listrik langsung ke beban. Dan tidak lewat resistor lagi. Semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Menambah Volt dan Mikrofarad Elco atau Kapasitor

Cara Setting DCO dan BIAS Power Amplifier

Sambungan Seri dan Paralel Speaker Subwoofer Double Coil